Elegant Rose - Working In Background

A. #SIP DATABASE


A.#SIP DATABASE

                     


·         Sejarah Singkat Database
Menurut Kroenke (2005), terdapat sejarah singkat mengenai Database Management System adalah sebagai berikut:
ü Sebelum-1968
Pemrosesan file
ü  Pendahuluan pemrosesan database.
ü  Data disimpan didalam daftar.
ü  Karakteristik pemrosesan ditentukan oleh penggunaan umum media pita magnetik.
ü 1968-1980
Hierarkis dan model network
ü  Era pemrosesan database non-relasional.
ü  Model data hierarkis yang terkemuka adalah DL/I, yaitu versi pertama DBMS IBM yang disebut IMS.
ü  Model data network yang terkemuka adalah CODASYL DBTG
ü  IDMS adalah DBMS network yang paling populer.
ü 1980-sekarang
Model data relasional
ü  Model data relasional, yang dipublikasikan pertama kali pada tahun 1970 dan mulai diaplikasikan secara komersial pada tahun 1980.
ü  IBM menyebutkan dengan DB2; vendor lainnya mengikuti dengan memodifikasi produk DBMS-nya atau dengan menciptakan produk baru.
ü  Oracle mencapai puncaknya
ü  SQL menjadi bahasa relasional standar.
ü 1982
Produk DBMS
ü  Ashton-Tate mengembangkan produk dBes
ü  Microrim menciptakan R:Base
ü  Boriand membuat paradox.
ü 1985
Berkepentingan dalam pengembangan DBMS (OODBMS) yang berorientasi objek
ü  Dengan ditemukannya pemograman berorientasi objek, diusulkan oleh OODBMS. Produk ini hanya meraih kesuksesan yang kecil secara komersial, terutama karena keunggulannya tidak menjustifikasi biaya mengkonversi miliaran byte data organisasi ke format baru. Saat ini masih dalam tahap pengembangan.
ü 1991
Microsoft ships access
ü  DBMS personal diciptakan sebagai unsur Windows. Secara bertahap menggantikan semua produk DBMS personal lainnya.
ü 1995
Aplikasi pertama database internet
ü  Database menjadi komponen kunci dari aplikasi internet. Popularitas internet meningkatkan kebutuhan dan permintaan akan keahlian database.
ü 1997
Penerapan XML pada pemrosesan database
ü  Penggunaan XML memecahkan masalah pemahaman database jangka panjang. Vendor utama mulai mengintegrasikan XML ke dalam produk DBMS.

·         Konsep Database (Kristianto, 1994)
Database adalah kumpulan file yang saling berelasi. Relasi tersebut biasa ditunjukkan dengan kunci dari tiap file yang ada. Satu database menunjukkan satu kumpulan data yang dipakai dalam satu lingkup perusahaan, instansi.
Dalam satu file terdapat record-record yang sejenis, sama besar, sama bentuk, merupakan satu kumpulan entity yang seragam. Satu record terdiri dari field-field yang saling berhubungan untuk menunjukkan bahwa field tersebut dalam satu pengertian yang lengkap yang direkam dalam satu record.
Untuk menyebut isi dari filed maka digunakan atribut atau merupakan judul dari suatu kelompok entity tertentu, misalnya atribut alamat menunjukkan entity alamat dari siswa. Entity adalah suatu objek yang nyata dan akan direkam.
Set program pengelola merupakan satu paket program yang dibuat agar memudahkan dan mengefisienkan pemasukan atau perekaman informasi dan pengambilan atau pembacaan informasi ke dalam database.
Database Management System (DBMS) kumpulan file yang saling berkaitan bersama dengan program untuk pengelolanya disebut sebagai DBMS. Database adalah kumpulan datanya, sedangkan program pengelolanya berdiri sendiri dalam satu paket program yang komersial untuk membaca data, mengisi data, menghapus data, melaporkan data dalam database.
Kegunaan Database
ü  Redundansi dan inkonsistensi data
ü  Kesulitan pengaksesan data
ü  Isolasi data untuk standarisasi
ü  Multiple user (banyak pemakai)
ü  Masalah keamanan (security)
ü  Masalah integrasi (kesatuan)
ü  masalah data independence (kebebasan data)
Pemakai (User)
Dikelompokkan menjadi tiga tingkatan abstraksi saat memandang suatu database:
ü  Level Phisik
Level paling rendah yang menggambarkan bagaimana (how) data disimpan dalam kondisi sebenarnya. Level inilah yang paling kompleks, namun struktur data level berada paling rendah.
ü  Level Konseptual
Levelnya lebih tinggi dan menggambarkan data yang disimpan dalam database dan hubungan relasi yang terjadi antar data. Level ini menggambarkan keseluruhan database. Pemakai tidak memperdulikan kerumitan dalam struktur phisik lagi, penggambaran cukup dengan memakai kotak, garis, dan keterangan secukupnya. Level konseptual ini digunakan oleh database administrator yang memutuskan informasi apa yang akan disimpan dalam satu database.
ü  Level Pandangan Pemakai
Level abstrak tertinggi yang menggambarkan hanya satu bagian dari keseluruhan database. Bila pada level konseptual data merupakan suatu kumpulan besar dan kompleks, di level ini hanya sebagian saja yang dilihat dan dipakai. Hal ini disebabkan beberapa pemakai database tidak membutuhkan semua isi database. Level ini sangat dekat dengan user (pemakai). Setiap user butuh sebagian dari database. Ada beberapa kelompok user dengan pandangan berbeda butuh dalam data database.
Pengguna Database
ü  Database Manager
Satu database manager adalah satu modul program yang menyediakan interface antara penyimpan data low-level dalam database dengan satu aplikasi program dan query yang diajukan ke sistem
ü  Database Administrator
Orang yang mempunyai kekuasaan sebagai pusat pengontrolan terhadap seluruh sistem, baik data maupun program yang mengakses data.
ü  Database User
Tujuan utama dari sistem database adalah menciptakan suasana Bagaimana informasi dibaca dan data baru dapat disimpan dalam database.
Perbedaan pemakai database tergantung dari cara akasesnya, yakni:
ü Programmer Aplikasi  (PA)
Merupakan profesional komputer yang berinteraksi dengan sistem lewat DML yang dibuat dengan bahasa C, Cobol, dan lainnya. Program-program yang dibuat disebut sebagai program aplikasi, misalnya untuk perbankan, administrasi, akuntansi, dan lain-lain. Syntax DML berbeda dengan syntax bahasa komputer umumnya.
ü Casual User (tidak tetap)
Pemakai yang telah berpengalaman, berinteraksi dengan sistem tanpa menulis program, tetap memakai bahasa query. Setiap query akan mengajukan ke query processor yang mengambil dari perintah DML.
ü Naive User
Pemakai yang tidak berpengalaman, berinteraksi dengan sistem tanpa menulis program, tinggal menjalankan suatu menu dan memilih proses yang telah ada atau yang telah dibuat sebelumnya oleh programmer.
ü Specialized User
Pemakai khusus yang menuliskan aplikasi database tidak dalam kerangka data processing yang tradisional. Aplikasi tersebut diantaranya adalah Computer Aided Design System, Knowledge Base, Expert System, sistem yang menyimpan data dalam bentuk data yang kompleks, misalnya data grafik, data audio.

·           Struktur Database
Menurut Yanto (2016) terdapat tiga struktur database, yakni:
ü  Database Hierarki (Hierarchical Database)
Database hirarkis biasa disebut model pohon karena menyerupai pohon yang di balik yang menggunakan pohon hubungan orangtua-anak.
ü  Database Jaringan (Network Database)
Menggunakan pointer untuk menghubungkan data satu dengan data yang lain. Database jaringan satu data dapat memiliki banyak penghubung dengan data yang lain. Sedangkan model relasional menggunakan pendekatan bahwa setiap data memiliki relasi dengan data lain.
ü  Database Relasional
Merupakan database yang paling banyak digunakan saat ini karena paling sederhana dan mudah digunakan serta yang paling penting adalah kemampuan dalam mengakomodasi berbagai kebutuhan pengelolaan database. Sebuah database dapat model ini disusun dalam bentuk tabel 2 dimensi yang di terdiri dari baris (record) dan kolom (field), pertemuan antara baris dengan kolom disebut item data (data-value), tabel-tabel yang ada di hubungkan (relationship) sedemikian rupa menggunakan field-field kunci (key field) sehingga dapat meminimalkan duplikasi data.

·         Keunggulan & Kelemahan Database Management System
ü  Keunggulan Database Management System (Yanto,2016):
Ø  Performance
Jika data yang dikelola cukup besar dan dasar basis disimpan dalam flat file performance yang didapatkan akan sangat jauh berbeda. Di samping untuk dikerjakan lebih baik, penggunaan DBMS menyebabkan efisiensi dalam hal media penyimpanan penggunaan memori.
Ø  Integritas
Integritas data akan lebih terjamin dengan adanya DBMS, seperti masalah redudancy yang sering terjadi dalam flat file. Redudancy adalah kejadian berulangnya data atau kumpulan data yang sama dalam sebuah basis data yang mengakibatkan pemborosan media penyimpanan.
Ø  Independensi
Perubahan struktur basis data memungkinkan terjadi tanpa harus mengubah aplikasi yang mengaksesnya. Sehingga pembuatan antarmuka ke dalam data akan lebih mudah dengan adanya DBMS.
Ø  Sentralisasi
Data yang terpusat akan mempermudah pengelolaan basis data. Kemudahan melakukan bagi pemakai dengan menggunakan DBMS dan juga konsistensi data yang diakses secara bersama-sama akan dapat lebih terjamin daripada data disimpan dalam bentuk flat file.
Ø  Security
DBMS memiliki sistem keamanan yang lebih fleksibel daripada pengamanan file pada sistem operasi. Keamanan dalam DBMS memberikan keluwesan untuk memberikan hak akses kepada pengguna daripada keamanan dalam sistem operasi.

ü  Kelemahan Database Management System (Indrajani, 2015) :
Ø  Harga DBMS mahal
Ø  Ukuran yang disebabkan karena kerumitan dan banyaknya fungsi yang ada pada DBMS menyebabkan DBMS memerlukan banyak software pendukung yang mengakibatkan penambahan tempat penyimpanan dan memori.
Ø  Kompleksitas yang dikarenakan DBMS memiliki pengaturan fungsi-fungsi sehingga DBMS menjadi software yang cukup rumit dan kompleks. Aturan fungsi-fungsi tersebut harus diketahui oleh pengguna DBMS dengan baik, jika tidak maka pengguna DBMS tidak akan mendapatkan manfaat dari implementasi DBMS.
Ø  Penambahan biaya perangkat keras
Ø  Terdapat biaya konversi yang digunakan untuk proses konversi FBS ke DBMS.
Ø  Kinerja bisa menurun karena DBMS itu sendiri digunakan oleh banyak sistem informasi yang mengakibatkan beberapa pengguna sistem informasi akan merasakan penurunan kinerja.
Ø  Dampak yang lebih tinggi pada suatu kegagalan. Jika terjadi kerusakan pada DBMS, maka akan berdampak pada seluruh pengguna dan sistem informasi yang mengakses DBMS.

·         Peranan Database dalam Memecahkan Masalah Kajian Psikologi


                                

DBMS adalah perangkat lunak yang menangani semua pengaksesan database (Lubis, 2016). Perangkat lunak (software) ini bisa dikatakan lebih baik dibandingkan software lainnya yang memiliki fungsi yang sama karena kelebihan yang ditawarkan DBMS memiliki manfaat yang sangat dirasakan oleh para penggunanya kare DBMS dapat mengolah database yang disimpan dengan baik tanpa menimbulkan kesalahan-kesalahan berarti, namun harus dicatat bahwa baik buruknya suatu aplikasi bukan hanya dilihat dari sisi softwarenya tersebut, harus ada keselarasan antara perangkat pendukung lain (hardware) dan brainware (pengguna) itu sendiri harus memadai dan mengetahui dengan baik software yang sedang dipakai oleh si user itu sendiri. Karena sebaik apapun software, secanggih apapun hardaware-nya, dan sehebat apapun brainware-nya, kalau tidak bisa dijalankan dengan biak dan seimbang, manfaat yang dirasakan tidak memadai atau bahkan tidak ada. Selain itu, pengguna dapat mepakainya sesuai dengan kebutuhan para pengguna. Dari segi keamanan, DBMS juga terbilang baik untuk melindungi dari tindakan penyalahgunaan pihak-pihak lain.
Database merupakan salah satu komponen yang penting dalam sistem informasi, karena databasis itu sendiri adalah penyedia informasi bagi para pengguna (user). Database itu juga tersusun dari data-data yang nantinya digunakan oleh banyak dari satu user (pengguna). Penggunaan data tersebut akan digunakan oleh user (pengguna) sesuai dengan kebutuhanya. Seperti penggunaan DBMS dalam hal psikologi.
Contohnya seperti pengguna DBMS yang notabenenya adalah seorang psikolog yang sudah memiliki jam terbang yang banyak dan memiliki banyak klien. Klien yang datang kepada psikolog pastilah memiliki identitas diri yang berbeda yang memiliki kode etik dalam bekerja yakni merahasiakan data pribadi klien yang didapat oleh si psikolog itu sendiri, baik itu identitas klien maupun hasil yang didapat oleh psikolog mengenai klien nantinya. Data klien akan di-input dan tersimpan ke dalam database yang gunanya adalah membantu psikolog dalam menjaga kerahasiaan data tersebut. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai kelebihan dalam pemakaian sistem DBMS yakni keamanan data akan lebih terjamin serta mengurangi data yang double.
Selain itu, penggunaan DMBS bisa juga diterapkan dalam tes-tes psikologi ataupun tes IQ. Seperti contohnya tes kepribadian yang terdapat pada website-website khusus psikologi atau tes IQ, maupun yang terdapat di media sosial yang banyak digunakan oleh banyak orang seperti facebook. Misalnya seorang psikolog membuat tes kepribadian melalui facebook. Psikolog itu sendiri pastilah membuat pertanyaan dan jawaban terlebih dahulu sebelum tes tersebut tersebut diunggah oleh si psikolog dan diunduh oleh para pengguna  facebook. Si Psikolog membutuhkan sistem database untuk membuat data-data yang diperlukan mengenai teskepribadian tersebut. Jika data-data tersebut telah di-input kedalam DBMS, maka pengguna facebook dapat mengunduh dan memakainya. Jika seseorang mencoba tes kerpibadian tersebut dan telah memilih jawaban-jawaban yang mernurut mereka sesuai dengan karakteristik atau pribadi user, maka data yang telah dimasukkan sebelumnya ke dalam database akan diolah dan dimunculkan hasilnya yakni gambaran kepribadian yang sesuai dengan option-option yang dipilih oleh pengguna.




Referensi:      
Indrajani. (2015). Database design (case study all in one). Jakarta: Elex media Komputindo.
Kristianto, H. (1994). Konsep dan perancangan database. Yogyakarta: ANDI.
Kroenke, D. M. (2005). Database processing dasar-dasar. Desain, & implementasi. Alih Bahasa: Dian Nugraha. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Lubis, A. (2016). Basis data dasar. Yogyakarta: Deepublish.
Yanto, R. (2016). Manajemen basis data menggunakan MySQL. Yogyakarta: Deepublish.



0 komentar:

Posting Komentar