Elegant Rose - Working In Background
Halo, teman-teman!!
Kali ini tugas Sistem Informasi Psikologi saya berisikan tentang sebuah gambaran tentang aplikasi yang nantinya bila dijalankan lebih kurangnya akan seperti dibawah ini.
Aplikasinya berupa Tes Kepribadian yang akan mengungkapkan apakah anda seorang yang Extrovert ataukah Introvert, atau mungkin anda adalah gabungan dari keduanya, yakni Ambivert. Aplikasi ini saya beri judul ExIn Psychology Test.



Berikut adalah gambarannya:

A.    Flowchart Aplikasi






B.    Interface Aplikasi

Ini adalah tampilan awal bila anda membuka aplikasi ExIn Psychology Test. Terdapat nama aplikasi dan ucapan selamat datang, serta panah ‘Masuk’ bila anda ingin masuk ke tahap berikutnya, yakni log in atau sign up.



Tampilan selanjutnya berisi nama aplikasi ExIn Psychology Test, terdapat pula tombol serta keterangannya, log in untuk anda yang sudah memiliki akun sebelumnya dan sign up bagi anda yang belum memiliki akun.



Berikut adalah tampilan bila anda memilih Sign Up. Pada bagian ini anda akan diminta untuk mengisi data diri anda yang berupa nama, jenis kelamin, usia, e-mail, username, dan password. Apabila anda sudah mengisi data diri anda, silahkan anda klik panah ‘Oke’.



Tampilan ini adalah tampilan Log In. Jika anda sudah pernah mengisi data diri anda dan memiliki akun, anda hanya perlu mengisi username anda beserta password pada kolom yang tersedia. Bila anda sudah selesai mengisi kolom username dan password, silahkan klik tombol ‘Masuk’ untuk memulai tes.



Kemudian tampilan pernyataan tes. Tampilan ini memiliki judul pada bagian atas yakni ‘Extrovert Vs Introvert’ dan berisi ketentuan dan keterangan pengerjaan tes serta pernyataan-pernyataan yang nantinya bisa anda scroll up and down untuk melihat pernyataan berikutnya atau kembali ke pernyataan sebelumnya. Dan pastikan bahwa tidak ada pernyataan yang kosong/tidak diisi. Setelah membaca ketentuan dan keterangan pengerjaan tes, silahkan klik tombol ‘Start’. Bila anda sudah menyelesikan keseluruhan tes, silahkan klik tombol ‘Submit’. Dan terakhir, apabila anda ingin melihat hasil dari pengerjaan tes, silahkan klik tombol ‘Hasil’.



Tampilan hasil berisi keterangan seberapa besar persentase kapasitas Introvert, Ambivert, dan Extrovert yang anda miliki serta keterangan-keterangan bagaimana pribadi anda secara Introvert, Ambivert, dan Extrovert. Pada bagian bawah terdapat dua tombol panah yaitu tombol ‘Ulangi Tes’ dan ‘Keluar’. Anda bisa kembali mengulangi tes dengan menekan tombol ‘Ulang Tes’, namun bila anda sudah selesai dan ingin keluar dari tampilan hasil, silahkan klik tombol ‘Keluar’.



Tampilan terakhir seperti di bawah ini akan anda dapatkan bila anda sudah selesai melakukan pengerjaan tes dan melihat hasil anda. Tampilan ini berisi ucapan terima kasih dan keterangan apabila anda memiliki kritik dan saran mengenai aplikasi ini silahkan kirimkn ke email yang tertera pada aplikasi. Kritik dan saran yang anda berikan akan sangat bermanfaat bagi pengembangan aplikasi ini kedepannya.




Nah....
Kira-kira seperti itulah gambaran aplikasi saya bila saya diminta untuk membuat aplikasi mengenai tes psikologi.

Bagaimana teman-teman?
Saya tahu ini gambaran dari aplikasi ini masih jauh dari sempurna, kiranya dengan saran-saran yang teman-teman berikan, bila nantinya aplikasi ini dijalankan akan sangat bermanfaat untuk pengembangan aplikasi.

Terima Kasih. J


E-commerce


E-commerce merupakan suatu istilah yang sering digunakan atau didengar saat ini yang berhubungan dengan internet, namun masih banyak orang yang belum mengetahui yang mengetahui jelas pengertian dari kata “e-commerce” tersebut. Berikut adalah beberapa pengertian dari para ahli tentang apa itu “E-commerce”..........................

Menurut Munawar (2009) e-commerce juga dapat diartikan sebagai suatu proses berbisnis dengan menggunakan teknologi elektronik yang menghubungkan antara perusahaan, konsumen dan masyarakat dalam bentuk transaksi elektronik dan pertukaran/penjualan barang, servis, dan informasi secara elektronik Sementara menurut Vermaat dan Cashman (2007) e-commerce merupakan transaksi bisnis yang terjadi dalam jaringan elektronik seperti internet. Siapapun yang mempunyai jaringan internet dapat berpartisipasi dalam kegiatan e-commerce..

Jadi dapat disimpulkan bahwa e-commerce adalah penggunaan penggunaan jaringan komunikasi dengan internet untuk melakukan transaksi berbasis bisnis untuk menjual atau membeli produk yang ditawarkan atau yang diinginkan dengan perantara suatu situs atau aplikasi sebagai media pemasarnya. Menurut penulis juga, kelebihan dari e-commerce itu sendiri dibandingkan dengan toko fisik, yakni dapat menjangkau pasar lebih luas bahkan bisa ke seluruh dunia, selain itu e-commerce tidak harus memiliki toko fisik untuk memasarkan produk sehingga biaya dapat dipangkas menjadi lebih murah jadi baik pelanggan maupun pembeli sama-sama mendapat untung. Meski demikian, ada pula kerugian dari e-commerce, diantaranya kita tidak bisa melihat langsung kondisi fisik produk yang hendak dibeli, apakah terdapat cacat atau tidak. Berkomunikasi dengan penjual dan pembeli bisa saja berjalan lancar dan tidak lancar karena bila ingin berkomunikasi, kedua belah pihak harus sama-sama siap untuk berkomunikasi, bila tidak bisa saja komunikasi menjadi tidak lancar atau terjadi kesalahpahaman.


Nah....... salah satu e-commerce  yang saat ini sedang heboh-hebohnya adalah....................

SHOPEE

Untuk lebih lanjut apa itu Shopee dan bagaimana penggunaannya, silahkan tonton video berikut ini. Selamat menonton. Jangan lupa berikan like-nya ya kalau kamu suka sama videonya, hehehe ^^







DAFTAR PUSTAKA
Munawar, K. (2009). E-commerce. http://staff.uns.ac.id.
Varmaat, & Cashman, S, (2007). Discovering computers: Menjelajah dunia komputer fundamental edisi 3. Jakarta:
Salemba Infotek.

C.  #SIP AI (artificial intelligence) & Expert system
·      AI (Artificial Intelligent)




Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) adalah aktivitas penyediaan mesin seperti komputer dengan kemampuan untuk menampilkan perilaku yang akan dianggap sama cerdasnya dengan jika kemampuan tersebut ditampilkan oleh manusia. AI merupakan aplikasi komputer yang paling canggih karena aplikasi ini berusaha mencontoh cara pemikiran manusia.
ü  Sejarah AI
AI pertama kali disebar hanya 2 tahun setelah General Electric menerapkan komputer yang pertama kali digunakan untuk penggunaan bisnis. Tahun itu adalah tahun 1956, dan istilah kecerdasan buatan pertama kali dibuat oleh John McCarthy sebagai tema suatu konferensi yang dilaksanakan di Dartmouth College. Pada tahun yang sama, program komputer AI yang pertama disebut Logic Theorist, diumumkan. Kemampuan Logic Theorist yang terbatas untuk berpikir (membuktikan teorema-teorema kalkulus) mendorong para ilmuwan untuk merancang program lain disebut General Problem Solver (GPS), yang ditunjukkan untuk digunakan memecahkan segala macam masalah. Proyek ini ternyata membuat para ilmuwan yang pertama kali menyusun program ini kewalahan, dan riset AI dikalahkan oleh aplikasi-aplikasi komputer yang tidak terlalu ambisius seperti SIM dan DSS. Namun seiring waktu, riset yang terus-menerus akhirnya membuahkan hasil dan itulah menjadi wilayah aplikasi komputer yang solid.

ü  Hubungan AI dan Kognisi Manusia
Sebelum dijelaskan hubungan antara AI dan kognisi manusia, akan dijelaskan terlebih dahulu istilah-istilah berikut:
Ø  Pemrosesan simbolik
Komputer awalnya dirancang untuk memproses bilangan atau angka-angka (pemrosesan numerik). Sementara bagi manusia, berpikir dan menyelesaikan masalahlah yang sifatnya simbolik. Simbolik tidak didasarkan pada sejumlah rumus atau melakukan komputasi matematis. Harus diingat, bahwa AI sendiri merupakan bagian dari ilmu komputer yang melakukan proses secara simbolik dan non-algoritmik dalam penyelesaian masalah.
Ø  Heuristic
Heuristic berasal dari bahasa Yunani, yang artinya ‘menemukan’. Heuristic merupakan strategi pemrosesan dalam pencarian ruang problem secara selektif, dan heuristic yang akan menuntun proses pencarian yang kita lakukan dan mencari serta memilih kemungkinan berhasil yang paling besar.
Ø  Penarikan Kesimpulan
Manusia mencoba membuat AI sebagai suatu alat yang bisa berpikir dan menimbang suatu hal. Dalam hal kemampuan berpikir, akan termasuk proses penarikan kesimpulan berdasarkan fakta-fakta dan aturan dengan menggunakan metode heuristic atau metode pencarian lainnya.
Ø  Pencocokan Pola
Cara kerja AI sebagian besar adalah dengan  metode pencocokan pola dan berusaha untuk menjelaskan objek, kejadian atau proses, dalam hubungan logic atau komputasional.
Setelah dijelaskan beberapa istilah diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa AI memiliki persamaan dengan kognitif pada penarikan kesimpulan dan pecocokan pola. Walaupun cara kerja AI dan kognitif berbeda. Karena tentu saja pencocokan pola dan kesimpulan yang dilakukan manusia lebih baik daripada AI yang adalah mesin  buatan manusia, karena mesin apapun itu pastilah tidak ada yang sempurna dan mesin tidak akan bekerja lebih cepat dari pada kognisi manusia, karena AI membutuhkan kalkulasi angka-angka atau rumus untuk menyelesaikan masalah, sementara kognitif menggunakan cara berfikir simbolis.




·      Expert System
ü  Sejarah Expert System
ES dikembangkan pada pertengahan 1960-an oleh Artificial Intelligence Corporation. Periode penelitian AI ini didominasi oleh suatu keyakinan bahwa nalar yang digabung dengan komputer canggih akan menghasilkan prestasi pakar atau bahkan manusia super yang nantinya berkembang dari menjadi General Purpose Problem-Solver (GPS). General Purpose Problem-Solver  (GPS) merupakan prosedur yang dikembangkan oleh Newell dan Simon pada tahun 1973 dari teori mesin logika, dan bertujuan untuk menghasilkan suatu komputer “cerdas”. Inilah yang kemudian dianggap sebagai pendahulu dari sistem pakar. Pada pertengahan tahun 1960 terjadi perubahan dari General-Purpose menjadi Special-Purpose Program dengan perkembangan dari DENDRAL yaitu suatu sistem yang mengidentifikasi struktur molekul suatu komposisi kimia yang dikembangkan oleh E. Feigenbaum dari Stanford University. Mulai saat itu peneliti mengakui bahwa mekanisme pemecahan masalah merupakan sebagian kecil dari suatu permasalahan yang kompleks.

Ø  ELIZA, PARRY, NETTALK
ELIZA, PARRY dan NETTALK merupakan contoh dari chatterbot. Chatterbot adalah program komputer yang dirancang untuk menstimulasi percakapan intelektual dengan satu atau lebih manusia secara audio maupun teks. Chatterbot dikategorikan sebagai kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence, yang dimanfaatkan untuk tujuan praktis seperti bantuan online, layanan personal, atau diskusi informasi, dalam hal ini dapat dilihat fungsi program sebagai suatu jenis agen percakapan (conversational agent).

ü  ELIZA


Merupakan program yang dibuat oleh Joseph Weizenbaum ditahun 1966, yang dapat mengelabui pengguna hingga mempercayai bahwa mereka sedang berkomunikasi dengan manusia yang sesungguhnya. Tujuan awal dari program ini adalah untuk meniru pembicaraan antara seorang psikolog dan pasiennya. ELIZA seolah-olah adalah psikolog yang sedang memberikan saran dan nasihat tentang masalah dari lawan bicaranya. Kunci metode operasional ELIZA melibatkan rekognisi dari isyarat kata-kata atau kalimat yang diinput oleh lawan bicara yang nantinya menghasilkan output berupa tanggapan yang telah terprogram sebelumnya, sehingga percakapan dapat terus belangsung sehingga tampak memiliki makna.

ü  PARRY



PARRY dibuat di tahun 1972 oleh psikiatris Kenneth Colby ketika di Stanford University. PARRY bertujuan untuk merefleksikan pikiran pasien yang memiliki mental paranoid yang terbilang serius. Program ini menjalankan model mentahan dari prilaku schizophren paranoid berdasarkan konsep, konseptualisasi dan kepercayaan (penilaian tentang konseptualisasi: penerimaan, penolakan, dan netral). Sama seperti ELIZA, prgram ini juga dirancang dengan menggunakan strategi percakapan namun dikembangkan lebih serius dan merupakan program lanjutan dari ELIZA.

ü  NETTALK


Connectionism adalah gerakan dalam ilmu kognitif yang berharap untuk menjelaskan kemampuan intelektual manusia menggunakan jaringan syaraf tiruan (juga dikenal sebagai ‘jaringan syaraf’). Jaringan syaraf disederhanakan model otak terdiri dari sejumlah besar unit (young analog neuron) bersama-sama dengan bobot yang mengukur kekuatan hubungan antara unit. Model ini merupakan berat efek dari sinapsis yang menghubungkan satu neuron yang lain. Percobaan pada model semacam ini telah menunjukkan kemampuan untuk mempelajari keterampilan seperti mengenali wajah, membaca, dan mendeteksi struktur gramatikal sederhana.
Connectinist telah membuat kemajuan yang signifikan dalam menunjukkan kekuatan jaringan saraf untuk menguasai tugas-tugas kognitif. Seperti contohnya pada percobaan ini yang telah mendorong connectionists untuk percaya bahwa JST model yang baik dari kecerdasan manusia.
Salah satu yang paling menarik dari upaya tersebut adalah pada tahun 1987 Sejnowski dan Rosenberg di jaring yang dapat membaca teks bahasa Inggris disebut NETTALK.
Pelatihan yang telah ditetapkan untuk NETTALK adalah basis data yang besar terdiri dari teks bahasa Inggris ditambah dengan output yang sesuai fonetik-nya, yang ditulis dalam kode yang cocok untuk digunakan dengan synthesizer pidato. Tape kinerja NETTALK di berbagai tahap pelatihan mendengarkan sangat menarik. Pada awalnya output berisi suara-suara yang berisik. Namun setelah itu, suaranya lebih sedikit jernih, seperti seseorang sedang mengoceh, dan kemudian masih seolah-olah itu berbahasa Inggris double-talk (pidato yang dibentuk dari suara yang menyerupai kata dalam bahasa Inggris). Pada akhir pelatihan, NETTALK melakukan pekerjaan yang cukup baik dengan mengucapkan teks yang diberikan. Selain itu, kemampuan ini generalizes cukup baik untuk teks yang tidak disajikan pada training set.


Referensi :   
Hayadi, H., & Rukun, K. (2016). What is expert system, apa itu sistem expert. Yogyakarta: Deepublish.
McLeod, R., & Schell, G. P. (2007). Management information systems, sistem informasi manajemen. Jakarta: Salemba Empat.
Rosnelly, R. (2012). Sistem pakar konsep dan teori. Yogyakarta: ANDI.
Kusrini. (2006). Sistem pakar, teori dan aplikasi. Yogyakarta: ANDI.
Kusumadewi, S. (2003). Artificial intelligence (teknik dan aplikasinya). Yogyakarta: Graha Ilmu.


B. #SIP SIM (SISTEM INFORMASI MANAJEMEN) & SPK (SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN)
·         SIM ( Sistem Informasi Manajemen)


Definisi
Menurut Nuraida (2008) sistem informasi manajemen adalah suatu sistem yang saling bekerja sama yang terdiri dari kumpulan orang, alat, serta prosedur dan merupakan satu kesatuan yang saling berinteraksi dan berkesinambungan serta dirancang untuk mengumpulkan, memilih, menganalisis, mengevaluasi, dan mendistribusikan informasi yang baik dan siap pakai, guna menghasilkan perencanaan implementasi dan pengendalian manajemen yang baik melalui pembuatan keputusan.
Menurut Suryana (2012) sistem informasi manajemen merupakan suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa. Para pemakai biasanya membentuk suatu entitas organisasi formal (perusahaan atau subunit yang ada di bawahnya). Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya mengenai apa yang telah terjadi di masa lalu, apa yang sedang terjadi sekarang, dan apa yang mungkin terjadi di masa depan. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus, dan output dari simulasi matematika. Output informasi digunakan oleh manajer maupun non-manajer dalam perusahaan saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah.
Berdasarkan definisi yang telah disebutkan diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi manajemen adalah suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi dan saling bekerja sama yang terdiri dari kumpulan orang, alat, serta prosedur yang saling berinteraksi yang biasanya terdapat dalam suatu entitas organisasi formal (perusahaan atau subunit yang ada di bawahnya).  Informasi yang ada dapat tersedia dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus, dan output dari simulasi matematika yang dirancang untuk mengumpulkan, memilih, menganalisis, mengevaluasi, dan mendistribusikan informasi yang nantinya digunakan untuk menghasilkan perencanaan implementasi dan pengendalian manajemen yang baik melalui pembuatan keputusan.

Konsep Dasar
Menurut Pangestu (2003) sebuah sistem informasi manajemen bukanlah sekedar suatu perkembangan teknologis. SIM berhubungan dengan organisasi dan dengan manusia pengolahnya. Oleh sebab itu pemahaman utuh terhadap sistem informasi keorganisasian berdasarkan komputer harus juga termasuk memahami konsep-konsep yang berhubungan dengan informasi, pemakaian informasi, dan nilai informasi. Berikut adalah konsep utamanya:
ü  Informasi
Informasi menambahkan sesuatu pada penyajian. Yaitu sehubungan dengan waktu dan mutu.
ü  Manusia sebagai pengolah informasi
Kemampuan manusia sebagai pengolah informasi menentukan keterbatasan dalam sistem informasi dan mengesankan dasar-dasar rancangan mereka.
ü  Konsep sistem
Karena sistem informasi menajemen adalah sebuah sistem,maka konsep sistem perlu untuk memahami dan merancang ancangan pada pengembangan sistem informasi.
ü  Konsep organisasi dan manajemen
Sistem informasi berada di dalam sebuah organisasi dan dirancang untuk mendukungfungsi menajemen. Informasi adalah penentu yangpenting dalam bentuk keorganisasian.
ü  Konsep pengambilan keputusan
Rancangan SIM bukan hanya harus mencerminkan ancangan rasional terhadap optimasi, tetapi juga teori keperilakuan pengambilan keputusan dalam organisasi.
ü  Nilai informasi
Informasi mengubah keputusan. Perubahan dalam nilai hasil akan menentukan nilai.

Model
ü Model Tersentralisasi (Terpusat)
Model ini sudah dikenal semenjak tahun 1960-an dengan mainframe sebagai faktor utama. Mainframe adalah komputer yang berukuran relatif besar yang ditujukan untuk menangani data yang berukuran besar,dengan ribuan terminal untuk mengakses data dengan tanggapan yang sangat cepat dan melibatkan jutaan transaksi. Implementasi dari arsitektur terpusat adalah pemrosesan data yang terpusat (biasa disebut komputasi terpusat). Semua pemrosesan data dilakukan oleh komputer yang ditempatkan didalam suatu lokasi yag ditujukan untuk melayani semua pemakai dalam organisasi. Kebanyakan perusahaan yang tidak mempunyai cabang menggunakan model seperti ini.
ü Model Desentralisasi (Tersebar/Terdistribusi)
Model  desentralisasi merupakan konsep dari pemrosesan data tersebar (atau terdistribusi). Sistem pemrosesan data terdistribusi (atau biasa disebut sebagai komputasi tersebar) sebagai sistem yang terdiri atas sejumlah komputer yang tersebar pada berbagai lokasi yang dihubungkan dengan sarana telekomunikasi dengan masing-masing komputer mampu melakukan pemrosesan yang serupa secara mandiri, tetapi bisa saling berinteraksi dalam pertukaran data.

·         SPK (Sistem Penunjang Keputusan)


Definisi
Menurut Nofriansyah dan Defit (2017) sistem penunjang keputusan adalah suatu sistem informasi spesifik yang ditunjukkan untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan persoalan yang bersifat semi terstruktur. Sistem ini memiliki fasilitas untuk menghasilkan berbagai alternatif yang secara interaktif digunakan oleh pemakai.
Menurut Little (dalam  program studi sistem informasi FST. Univ Ma Chung, 2018) sistem penunjang keputusan adalah sekumpulan prosedur berbasis model untuk data pemrosesan dan penilaian guna membantu para manajer dalam mengambil keputusan.
Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan sistem penunjang keputusan adalah sekumpulan prosedur berbasis model untuk data pemrosesan informasi spesifik untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan persoalan yang sifatnya semi terstruktur.

Konsep Dasar
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) mulai dicanangkan di tahun 1960-an, namun istilah nya sendiri (Sistem Pendukung Keputusan / SPK) baru dikenal luas pada tahun 1971. SPK diciptakan oleh G. Anthony Gorry dan Micheal S. Scott Morton, dimana mereka adalah profesor terkenal yang mengajar di MIT. Mereka akhirnya menviptakan SPK yang gunanya untuk menciptakan kerangka kerja guna mengarahkan aplikasi komputer kepada pengambilan keputusan manajemen.
         SPK semakin dikenal dan dikembangkan oleh Peter G.W. dan Scott Morton  yang juga berasal dari MIT. Peter G.W. dan Scott Mortontelah membuat tiga tujuan utama yang harus dicapai oleh SPK, yakni :
ü  Sistem harus dapat membantu manajer dalam membuat keputusan guna memecahkan masalah semi terstruktur.
ü  Sistem harus dapat mendukung manajer, bukan mencoba menggantikannya.
ü  Sistem harus dapat meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan manajer.

Model
Terdapat beberapa jenis model dalam SPK, yakni:
ü  Optimalisasi masalah dengan beberapa alternatif
Optimalisasi masalah dengan beberapa alternatif bertujuan untuk menemukan solusi terbaik dari sejumlah relatif kecil dari alternatif. Teknik yang dapat digunakan untuk model ini adalah tabel keputusan dan pohon keputusan.
ü  Optimalisasi menggunakan algoritma
Optimalisasi menggunakan algoritma bertujuan untukmenemukan solusi terbaik dari alternatif besar atau jumlah tak terbatas menggunakan langkah demi langkah proses perbaikan. Teknik yang dapat digunakan untuk model ini adalah dengan menggunakan model linier dan model program matematik lainnya, model-model jaringan.
ü  Optimisasi melalui formula analisa
Optimisasi melalui formula analisa bertujuan untuk menemukan solusi terbaik, dalam satu langkah dengan menggunakan suatu rumus tertentu. Teknik yang dapat digunakan untuk model ini adalah dengan menggunakan model-model inventori.
ü  Model prediksi
Model prediksi bertujuan untuk memprediksi masa depan. Teknik yang dapat digunakan untuk model ini adalah dengan analisa Markov dan model peramalan.


Peranan SIM dan SPK Dalam Pemecahan Masalah
Sistem informasi manajemen (SIM) merupakan suatu sistem yang biasanya diterapkan dalam suatu organsasi yang tujuannya untuk mendukung pengambilan keputusan dan informasi yang dihasilkan dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen atau teknik pengelolaan informasi dalam suatu organisasi.
SIM ini berperan penting di dalam suatu organisasi karena dapat mempengaruhi perkembangan sebuah organisasi atau malah menjadi penghambat organisasi itu sendiri. Setiap organisasi pasti mempunyai sistem informasi yang berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan yang diperlukan oleh organisasi tersebut.
Saat ini, penerapan SIM pastilah melibatkan penggunaan komputer guna membantu mengolah data yang ada untuk menjadi informasi yang dibutuhkan. Karena data-data tersebut sangatlah banyak dan penting, sehingga membutuhkan suatu sistem untuk mengelola data tersebut dengan baik. Dengan informasi yang tepat, cepat dan akurat akan menjadikan organisasi tersebut berkembang dengan pesat. Semakin besar suatu organisasi maka semakin komplekslah pengelolaan sistem informasi, karena data yang diolah menjadi semakin banyak dan bervariasi.
Untuk SPK itu sendiri, dapat memudahkan manajer dalam mengambil keputusan atau pemecahan masalah, karena SPK diciptakan dan disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan khusus manajer supaya manajer dan komputer dapat bekerja sama dan saling membutuhkan dalam pemecahan masalah. Dengan mengikuti pendekatan sistem untuk menyelesaikan masalah, manajer akan melihat sistem bukan lah bagian per bagian, melainkan melihatnya secara menyeluruh.
Solusi dalam masalah sistem adalah solusi yang membuat sistem tersebut memenuhi tujuan yang paling baik, yakni dicerminkan dalam standar kinerja sistem. Manajerlah yang harus sigap dan memegang kendali, serta harus mengetahui dan dapat menggambarkan informasi keadaan yang sedang terjadi saat ini, apa yang harus dicapai oleh sistem tersebut sehingga kedua keadaan ini tidak saling tumpang tindih yang dapat menyebabkan kesalahan sistem. Oleh karena itulah masalah tersebut harus segera diselesaikan.


Referensi :     
Nofriansyah, D., & Defit, S. (2017). Multi criteria decision making (MCDM) pada sistem pendukung keputusan. Yogyakarta: Deepublish.
Nuraida, I. (2008). Manajemen administrasi perkantoran. Yogyakarta: Kanisius.
Pangestu, D. W. (2003). Teori dasar sistem informasi manajemen. http://ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2008/08/sim.pdf . Diunduh pada tanggal 06 November 2018.
Program Studi Sistem Informasi FST. Univ Ma Chung. (2018). Studi kasus sistem penunjang keputusan: membahas metode SAW dan TOPSIS. Jakarta: Seribu Bintang.
Suryana, D. (2012). Sistem teknologi informasi jilid 1: sistem teknologi informasi organisasi. Jakarta: CreateSpace.