LOGIKA PROPOSISIONAL
Mata Kuliah :
Matematika
& Ilmu Alamiah Dasar
Nama Pengajar :
Ishaq
Disusun oleh :
DWINA
AYU ANDIRA (12515078)
ELIZSARA
MAENSA RIADAME SITOMPUL (17515821)
ELSA
RISKI DESIANA (12515190)
FAIRUZ
FAKHRANA LINATI (12515396)
FARIS ARIEF
SANTOSO (12515523)
ZAHRA
ORCHIDIELLA HANUM (17515379)
Kelas : 1PA08
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015/2016
A. LOGIKA PROPOSISIONAL
Proposisi ialah kalimat logika yang merupakan pernyataan
tentang hubungan antara dua atau beberapa hal yang dapat dinilai benar atau
salah..
Setiap proposisi memiliki unsur :
a. Term subyek : hal
yang tentang pengakuan atau pengingkaran ditujukan. Term subyek
dalam
sebuah proposisi disebut subyek logis. Ada perbedaan antara subyek logis dengan
subyek dalam sebuah kalimat. Tentang subyek logis harus ada
penegasan/pengingkaran sesuatu tentangnya.
b. Term predikat : isi pengakuan atau pengingkaran itu sendiri
(apa yang diakui atau
diingkari). Term predikat dalam sebuah proposisi
adalah predikat logis yaitu apa yang
ditegaskan/diingkari tentang subyek.
c. Kopula : penghubung antara term subyek
dan term predikat dan sekaligus
memberi bentuk (pengakuan atau pengingkaran) pada
hubungan yang terjadi.
Jadi fungsi kopula ada tiga:
·
Untuk
menghubungkan subyek dan predikat
·
Untuk
menyatakan subyek itu sungguh-sungguh berada/exist
·
Untuk
menyatakan cara mana subyek berada.
B. SISTEM LAMBANG LOGIKA PROPOSISIONAL
Pernyataan
yang menyatakan pikiran tunggal disebut pernyataan sederhana,sedangkan
pernyataan yang terdiri dari beberapa pernyataan sederhana dengan berbagai
macam penghubung disebut pernyataan majemuk.
Contoh:
1.
Proposisi
tunggal
Misalnya :
1)
Lia
anak yang rajin
2)
Lia
kuliah di Gunadarma
2.
Proposisi
majemuk
3)
Lia
anak yang rajin atau Lia kuliah di Gunadarma
4) Lia anak rajin dan Lia kuliah di Gunadarma
Lambang yang
digunakan dalam logika yaitu :
1. Huruf p,q,r,…untuk menyatakan pernyataan
2. B,T atau 1 (B=benar,T=true)
3. S,F atau 0 (S=salah,F=false)
Kalimat yang tidak bisa dijadikan sebuah proposisi:
1. Kalimat perintah
2.
Kalimat
harapan
3.
Kalimat
pertanyaan
4. Kalimat keheranan
Kalimat yang bisa dijadikan proposi berupa
kalimat berita. Berikut ini adalah beberapa contoh dari proposisi :
1. Bilangan biner adalah bilangan radix 10
2. 3 + 7 < 12
3. Ada air di matahari
4. Habibi adalah mantan presiden Indonesia
LIMA
OPERATOR LOGIKA PROPOSISIONAL
No
|
Perangkai
|
Nama
|
Simbol
|
1.
|
Dan, tetapi, meskipun
|
Konjungsi
|
Λ
|
2.
|
Atau
|
Disjungsi
|
V
|
3.
|
Tidak/Bukan
|
Negasi
|
~
|
4.
|
Jika/kalau…
maka....
|
Implikasi
|
→
|
5.
|
Jika dan hanya jika
|
Biimplikasi
|
↔
|
Diumpamakan :
p = Lia anak yang rajin
q = Lia kuliah di Gunadarma
Bila
dimajemukkan :
pV
q =
Lia anak yang rajin atau Lia kuliah di Gunadarma
p Λ q = Lia
anak rajin dan Lia kuliah di Gunadarma
Logika Proposisi juga mengenal kurung : (......), dimana apa yang terdapat didalam
kurung akan dipandang sebagai satuan.
~
(p V q) dibaca :
Negasi dari p atau q
~ p V q dibaca
: Negasi p atau q
(p Λ q) → r dibaca
: Jika p dan q, maka r
p Λ ( q → r ) dibaca
: p dan jika q maka r
C.
PERAKIT
1.
Negasi
Dari sebuah pernyataan tunggal (majemuk), kita bisa membuat sebuah
pernyataan baru berupa ingkaran dari pernyataan itu. ingkaran disebut juga
negasi atau penyangkalan.
Jika suatu pernyataan p benar, maka negasinya p salah, dan jika
sebaliknya pernyataan p salah, maka negasinya p benar.
Contoh :
1. p
: kayu memuai bila dipanaskan (S)
~ p : kayu tidak memuai bila dipanaskan
(B)
2. r : -7merupakan bilangan negatif (B)
~ r : -7 bilangan positif (ingkaran seperti ini
salah)
-7 bukan bilangan negatif (S) (seharusnya)
Nilai kebenaran, jika p suatu pernyataan benilai
benar, maka ~p bernilai salah dan sebaliknya jika p bernilai salah maka
~p bernilai benar.
Tabel kebenaran
2.
Konjungsi
Gabungan dua pernyataan
tunggal yang menggunakan kata penghubung “dan”
sehingga terbentuk pernyataan majemuk disebut konjungsi.
Konjungsi mempunyai kemiripan dengan operasi irisan () pada
himpunan. Sehingga sifat-sifat irisan dapat
digunakan untuk mempelajari bagian ini.
Tabel
Kebenaran Konjungsi
Contoh
:
Tentukan nilai kebenaran dari pernyataan majemuk pq
berikut ini!
a.
P :
100 + 500 = 800
q :
4 adalah faktor dari 12
b.
P : Pulau Bali dikenal
sebagai pulau Dewata
q :
625 adalah bilangan kuadrat
Jawaban:
a. p
salah, q benar
b. (p)
= B, (q) = B
3.
Disjungsi
Selain menggunakan 'dan', dua buah pernyataan di dalam
logika matematika dapat dihubungkan dengan simbol (v) yang diartikan sebagai 'atau'. Untuk memahaminya, perhatikan tabel di bawah
ini:
p
|
q
|
p
v q
|
Logika
matematika
|
B
|
B
|
B
|
Jika
p benar dan q benar maka p atau q adalah benar
|
B
|
S
|
B
|
Jika
p benar dan q salah maka p atau q adalah benar
|
S
|
B
|
B
|
Jika
p salah dan q benar maka p atau q adalah benar
|
S
|
S
|
S
|
Jika
p salah dan q salah maka p atau q adalah salah
|
Karena
di dalam disjungsi menggunakan konsep ‘atau’ artinya apabila salah satu atau
kedua pernyataan memiliki nilai benar maka logika matematikanya akan dianggap
benar. Pernyataan akan dianggap salah bila keduanya memiliki nilai salah.
A. INKLUSIF
Yaitu jika “p benar atau q benar atau keduanya true”
Contoh :
p : 7 adalah bilangan prima
q : 7 adalah bilangan ganjil
p V q : 7 adalah bilangan prima atau ganjil
Benar bahwa 7 bisa dikatakan bilangan prima sekaligus bilangan ganjil.
B.
EKSLUSIF
Yaitu jika “p benar atau q benar tetapi tidak keduanya”.
Contoh :
p : Saya akan melihat pertandingan bola di TV.
q : Saya akan melihat pertandingan bola di lapangan.
p V q : Saya akan melihat pertandingan bola di TV atau lapangan.
Hanya salah satu dari 2 kalimat penyusunnya yang boleh bernilai benar yaitu jika “Saya
akan
melihat pertandingan sepak bola di TV saja atau di lapangan saja tetapi tidak keduanya.
4. Perakit
Kondisional (Implikasi)
Implikasi adalah kalimat majemuk yang menggunakan kata
hubung "JIKA" p "MAKA" q. Implikasi disebut
juga kalimat bersyarat tunggal artinya jika kalimat p bernilai benar maka
kalimat q pun akan bernilai benar juga. Notasi dari implikasi adalah "=>".
p
|
q
|
p => q
|
Logika
matematika
|
B
|
B
|
B
|
Jika
awalnya BENAR lalu akhirnya BENAR maka dianggap BENAR
|
B
|
S
|
S
|
Jika
awalnya BENAR lalu akhirnya SALAH maka dianggap SALAH
|
S
|
B
|
B
|
Jika
awalnya SALAH lalu akhirnya BENAR maka dianggap BENAR
|
S
|
S
|
B
|
Jika
awalnya SALAH lalu akhirnya SALAH maka dianggap BENAR
|
Notasi pÞq dapat dibaca :
1. Jika p maka q
2. q jika p
3. p adalah syarat cukup untuk q
4. q adalah syarat perlu untuk p
Contoh:
1.
premis 1(p) :
Anita kuliah di Universitas Binadarma. (BENAR)
premis 2(q) : Anita adalah mahasiswa. (BENAR)
implikasi (p=>q) : Jika Anita kuliah di Universitas Binadarma maka Anita adalah
premis 2(q) : Anita adalah mahasiswa. (BENAR)
implikasi (p=>q) : Jika Anita kuliah di Universitas Binadarma maka Anita adalah
mahasiswa.(BENAR)
2. premis 1(p) : 2+2=7. (SALAH)
premis 2(q) : 6x2=12. (BENAR)
implikasi (p=>q) : Jika 2+2=7 maka 6x2=12. (BENAR)
premis 2(q) : 6x2=12. (BENAR)
implikasi (p=>q) : Jika 2+2=7 maka 6x2=12. (BENAR)
5.
Perakit
Bi-kondisional (Biimplikasi)
Di dalam biimplikasi, pernyataan akan
dianggap benar bila keduanya memilki nilai sama-sama benar atau sama-sama
salah. Selain itu maka pernyataan akan dianggap salah. Biimplikasi ditunjukan
dengan symbol () dengan makna ‘ p ….. Jika dan hanya jika q …..'
Contoh:
Diketahui pernyataan berikut ini,.
p : Eka rajin belajar
q : Eka lulus Ujian Nasioanal
Tuliskan pernyataan majemuk dari dua
pernyataan di atas yang diwakili oleh lambang p⇔~q!
Jawab:
1.
p⇔~q : Eka rajin belajar jika
dan hanya jika Eka tidak lulus Ujian Nasional.
6.
Kontradiksi
Kontradiksi
adalah suatu bentuk pernyataan yang hanya mempunyai contoh subdtansi yang
salah, atau sebuah pernyataan majemuk yang salah dalam segala hal tanpa
memandang nilai kebenaran dari komponen-komponennya.
Contoh :
P
|
q
|
~q
|
( ~p L q )
|
P L ( ~p
L q )
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
S
|
S
|
S
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
Ini adalah tabel
kebenaran yang menunjuan kontradiksi dengan alasan yaitu semua pernyataan
bernilai salah (F).
KEGUNAAN TABEL KEBENARAN
Kegunaan tabel kebeneran
ialah apakah berdasarkan premis-premis dengan nilai kebenaran tertentu,
konklusi sesuatu penalaran itu benar ataukah salah. Maka dari lajur-lajur pada
sebuah tabel kebenaran harus dirujuk yang mana yang premis, yang mana yang
konklusi.
PENARIKAN KESIMPULAN
Silogisme
p → q
q → r
————
∴ p
→ r
Contoh :
Diketahui pernyataan sebagi berikut :
1.
Jika Tio menjadi juara
kelas, maka Ibu akan membelikannya sepeda
2.
Jika ibu membelikannya
sepeda, maka Tio akan senang
Tentukan
kesimpulan yang sah dari dua pernyataan tersebut!
Pembahasan
Misalkan
: p = Tio menjadi juara kelas
q = Ibu membelikannya sepeda
r = Tio senang
Berdasarkan
konsep silogisme diperoleh :
Jadi
kesimpulan yang sah adalah Jika Tio menjadi juara kelas, maka Tio akan senang.
7. Tautologi
Tautologi adalah pernyataan majemuk yang selalu bernilai benar. Contoh pernyataan tautology adalah:
Tautologi adalah pernyataan majemuk yang selalu bernilai benar. Contoh pernyataan tautology adalah:
(p ʌ q) => q
Untuk membuktikan pernyataan diatas adalah tautologi, simak
tabel kebenaran untuk tautologi
(p ʌ q) => q berikut;
(p ʌ q) => q berikut;
a. ((p => q) ʌ (r => q)) => ((p
v r) =>q
b. (p ʌ ~q) => p
8. Ekuivalen
Ekuivalen adalah dua atau lebih pernyataan majemuk yang memiliki nilai kebenaran yang sama.
Ekuivalen adalah dua atau lebih pernyataan majemuk yang memiliki nilai kebenaran yang sama.
Contoh:
~(p v q) ≡ ~p ʌ ~q
tabel kebenaran pernyataan ekuivalen ~(p v q) ≡ ~p ʌ ~q:
~(p v q) ≡ ~p ʌ ~q
tabel kebenaran pernyataan ekuivalen ~(p v q) ≡ ~p ʌ ~q:
Hukum-hukum ekuivalen:
a. Hukum Komutatif
p ʌ q ≡ q ʌ p
p v q ≡ q v p
b. Hukum Distributif
p ʌ (q v r) ≡ (p ʌ q) v (p ʌ r)
p v (q ʌ r) ≡ (p v q) ʌ (p v r)
a. Hukum Komutatif
p ʌ q ≡ q ʌ p
p v q ≡ q v p
b. Hukum Distributif
p ʌ (q v r) ≡ (p ʌ q) v (p ʌ r)
p v (q ʌ r) ≡ (p v q) ʌ (p v r)
c. Hukum Asosiatif
(p ʌ q) ʌ r ≡ p ʌ (q ʌ r)
(p v q) v r ≡ p v (q v r)
(p ʌ q) ʌ r ≡ p ʌ (q ʌ r)
(p v q) v r ≡ p v (q v r)
d. Hukum Identitas
p ʌ T ≡ p
p v F ≡ p
e. Hukum Dominasi / Ikatan
p ʌ T ≡ p
p v F ≡ p
e. Hukum Dominasi / Ikatan
p
v T ≡ T
p v F ≡ F
f. Hukum Negasi
p v ~p ≡ T
p ʌ ~p ≡ F
g. Hukum Involusi / Negasi Ganda
~(~p) ≡ p
f. Hukum Negasi
p v ~p ≡ T
p ʌ ~p ≡ F
g. Hukum Involusi / Negasi Ganda
~(~p) ≡ p
h. Hukum Idempoten
p ʌ p ≡ p
p v p ≡ p
i. Hukum De Morgan
~( p ʌ q ) ≡ ~p v ~q
~( p v q ) ≡ ~p ʌ ~q
j. Hukum Absorbsi / Penyerapan
p v (p ʌ q) ≡ p
p ʌ (p v q) ≡ p
p ʌ p ≡ p
p v p ≡ p
i. Hukum De Morgan
~( p ʌ q ) ≡ ~p v ~q
~( p v q ) ≡ ~p ʌ ~q
j. Hukum Absorbsi / Penyerapan
p v (p ʌ q) ≡ p
p ʌ (p v q) ≡ p
k. Hukum True dan False
~T ≡ F
~F ≡ T
l. Hukum Perubahan Implikasi menjadi Disjungsi atau Konjungsi.
p => q ≡ ~p v q
Soal
1. Elizsara