Elegant Rose - Working In Background
PENGEMBANGAN KREATIVITAS DAN KEBERBAKATAN
TEORI KREATIVITAS HUMANISTIK DAN CSIKZENTMIHALYI


Kelompok 4 :
Ayu Veronika Simamora (11515190)
Elizsara Maensa Riadame Sitompul (17515821)
Novia Luzni Lubis (15515125)


3PA11

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA





T
A. Teori Humanistik
Teori Humanistik melihat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi. Teori humanistik meliputi:
1)    Teori Maslow
Menurut Abraham Maslow (Feist dan Feist, 2014) berpendapat manusia mempunyai
naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan tersebut
meliputi:
a.       Kebutuhan fisik/biologis (physically needs)
Kebutuhan fisik/biologis adalah makanan, air, oksigen, mempertahankan suhu tubuh dan lain sebagainya. Kebutuhan psikologis adalah kebutuhan yang mempunyai kekuatan atau pengaruh paling besar dari semua kebutuhan. Orang-orang yang terus menerus merasa lapar akan termotivasi untuk makan, tidak termotivasi untuk mencari teman atau memperoleh harga diri. Mereka tidak melihat lebih jauh dari makanan dan selama kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka motivasi utama mereka adalah untuk mendapatkan sesuatu untuk dimakan.
Kebutuhan fisik/biologis berbeda dengan kebutuhan-kebutuhan lainnya setidaknya dalam dua hal penting. Pertama, kebutuhan fisiologis adalah satu-satunya kebutuhan yang dapat terpenuhi atau bahkan selalu terpenuhi. Seperti orang-orang bisa cukup makan, sehigga makanan akan kehilangan kekuatannya untuk memotivasi. Bagi orang yang baru saja makan dalam porsi besar, pikiran tentang makanan bahkan dapat menyebabkan perasaan mual. Karakteristik berbeda yang kedua dari kebutuhan fisik/biologis adalah kemampuannya untuk muncul kembali (recurring nature). Setelah orang-orang selesai makan, mereka lama kelamaan menjadi lapar lagi.
b.      Kebutuhan rasa aman (security needs)
Kebutuhan akan rasa aman diantaranya keamanan fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan, dan kebebasan dari kekuatan-kekuatan yang mengancam seperti perang, terorisme, penyakit, rasa takut, kecemasan, bahaya, kerusuhan, dan bencana alam. Kebutuhan akan hukum, ketentraman, dan keteraturan juga merupakan bagian dari kebutuhan akan keamanan (Maslow, 1970).
c.       Kebutuhan cinta dan rasa dimiliki (love and belonging needs)
Kebutuhan akan cinta dan rasa dimiliki seperti keinginan untuk berteman keinginan untuk mempunyai pasangan dan anak,kebutuhan untuk menjadi bagian dari sebuah keluarga,sebuah perkumpulan,lingkungan masyarakat,atau negara. Cinta dan rasa dimiliki juga mencakup beberapa aspek dari seksualitas dan hubungan dengan manusia lain dan juga kebutuhan untuk memberi dan mendapatkan cinta (Maslow, 1970). Setiap orang membutuhkan cinta seperti anak-anak supaya mereka dapat tumbuh secara psikologis dan usaha mereka untuk mendapatkan kebutuhan ini biasanya dilakukan secara jujur dan langsung. Orang dewasa juga membutuhkan cinta, tetapi usaha mereka untuk mendapatkannya kadang kala disembunyikan dengan baik.
Orang-orang dewasa lain yang kebutuhan akan cintanya tidak terlalu terpenuhi akan mengadopsi usaha-usaha yang lebih untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
d.      Kebutuhan penghargaan dan harga diri (self-esteem needs)
Kebutuhan akan penghargaan dan harga diri mencakup penghormatan diri,kepercayaan diri,kemampuan,dan pengetahuan yang oranglain hargai tinggi. Maslow (1970) mengindentifikasi dua tingkatan kebutuhan akan penghargaan—reputasi dan harga diri. Reputasi adalah persepsi akan gengsi,pengakuan,atau ketenaran yang dimiliki seseorang,di lihat dari sudut pandang oranglain. Sementara harga diri adalah perasaan pribadi seseorang bahwa dirinya bernilai atau bermanfaat dan percaya diri. Harga diri tersebut didasari oleh lebih dari sekedar reputasi maupun gengsi. Harga diri menggambarkan sebuah “keinginan untuk memperoleh kekuatan,pencapaian atau keberhasilan,kecukupan,penguasaan dan kemampuan,kepercayaa diri dihadapan dunia,serta kemandirian dan kebebasan”.
e.       Kebutuhan aktualisasi atau perwujudan diri (self-actualization needs)
Kebutuhan akan aktualisasi diri mencakup pemenuhan diri,sadar akan semua potensi diri, dn keinginan untuk sekreatif mungkin (Maslow, 1970). Orang-orang yang telah mencapai level aktualisasi diri menjadi orang yang seutuhnya,memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang orang lain hanya lihat sekilas atau bahkan tidak pernah lihat sama sekali. Orang-orang yang mengaktualisasikan diri dapat mempertahankan harga diri mereka bahkan ketika mereka dimaki,di tolak,dan diremehkan oleh orang lain. Dengan kata lain,orang-orang yang mengaktualisasikan diri tidak bergantung pada pemenuhan kebutuhan cinta maupun kebutuhan akan penghargaan.

Menurut Utami Munandar (dalam Basuki, 2005). Kebutuhan-kebutuhan tersebut mempunyai urutan hierarki. Keempat kebutuhan pertama disebut kebutuhan “deficiancy”. Kebutuhan berikutnya yaitu aktualisasi diri disebut kebutuhan “being”. Apabila seorang individu bebas dari neurosis, orang akan berusaha mengaktualisasikan dirinya sehingga mampu memusatkan pada yang hakiki. Mereka dpat mencapai “peak experience” saat mendapat kilasan ilham (flash of insight).

2)    Teori Rogers
Menurut Carl Rogers (dalam Basuki, 2005) menyatakan terdapat 3 kondisi internal
pribadi yang kreatif, yaitu:
a.       Keterbukaan terhadap pengalaman
b.      Kemampuan untuk menilai situasi sesuai patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation)
c.       Kemampuan untuk bereksperimen, untuk “bermain” dengan konsep-konsep.

Menurut Utami Munandar (dalam Basuki, 2005) apabila seseorang memiliki ketiga ciri Ini maka kesehatan psikologisnya sangat baik. Orang tersebut akan dapat berfungsi sepenuhnya dan menghasilkan karya-karya kreatif, dan hidup secara kreatif apabila kondisi lingkungan mendukung. Ketiga ciri atau kondisi tersebut juga merupakan dorongan dari dalam (internal press) untuk berkreasi.

B.   Teori Cziksenmihalyi
Kreativitas merupakan sumber utama dari makna dalam kehidupan manusia; sebagian besar hal-hal yang menarik, penting, dan “manusiawi” adalah hasil dari kreativitas. (Mihaly Csikszentmihalyi, 1996) Secara menyeluruh, menurut Mihaly Csikszentmihalyi, ada beberapa faktor yang dapat memunculkan adanya kreativitas itu sendiri. Faktor tersebut dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal terkait dengan bagaimana seseorang dapat menemukan perasaan batin yang tenang, menikmati segala pengalaman yang dialami dengan maksimal sehingga ide-ide dalam pikirannya dapat mengalir dengan bebasnya. Sementara faktor eskternal terkait dengan lingkungan sekitar; untuk mendukung munculnya kreativitas, diperlukan lingkungan sekitar yang “tepat” dan lingkungan yang mampu menginspirasi.

                        Ciri-ciri yang memudahkan tumbuhnya kreativitas menurut Mihaly Csikszentmihalyi (dalam Basuki, 2005) :
a)      Predisposisi genetis (genetic predisposition).
Contoh seorang yang sistem sensorinya peka terhadap warna lebih mudah menjadi pelukis, peka terhadap nada lebih mudah menjadi pemusik.
b)      Minat pada usia dini pada ranah tertentu. Minat menyebabkan seseorang terlibat secara mendalam terhadap ranah tertentu, sehingga mencapai kemahiran dan keunggulan kreativitas.
c)      Akses terhadap suatu bidang (access to a domain)
Adanya sarana dan prasarana serta adanya pembina/mentor dalam bidang yang diminati sangat membantu pengembangan bakat.
d)      Access to a field
Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman sejawat dan tokoh-tokoh penting dalam bidang yang digeluti, memperoleh informasi yang terakhir, mendapatkan kesempatan bekerjasama dengan pakar-pakar dalam bidnag yang diminati, sangat penting untuk mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari orang-orang penting.
e)      Orang-orang kreatif ditandai adanya kemampuan mereka yang luar biasa untuk menyesuaikan diri terhadap hampir setiap situasi dan untuk melakukan apa yang perlu untuk mencapai tujuannya.

Ciri-ciri kepribadian kreatif menurut Csikzenmihalyi (dalam Basuki, 2005)
Csikzenmihalyi mengemukakan 10 pasang ciri-ciri kepribadian kreatif yang
seakan akan paradoksal tetapi saling terpadu secara dialektis :
a)      Pribadi kreatif mempunyai kekuatan energi fisik yang memungkinkan mereka dapat bekerja berjam-jam dengan konsentrasi penuh, tetapi juga bisa tenang dan rileks, tergantung situasinya.
b)      Pribadi kreatif cerdas dan cerdik tetapi pada saat yang sama mereka juga naif. Mereka nampak memiliki kebijaksanaan (wisdom) tetapi kelihatan seperti anak-anak (child like). Insight mendalam nampak bersamaan dengan ketidakmatangan emosional dan mental. Mampu berpikir konvergen sekaligus divergen.
c)      Ciri paradoksal ketiga berkaitan dengan kombinasi sikap bermain dan disiplin.
d)     Pribadi kreatif dapat berselang-seling antara imajinasi dan fantasi, namun tetap bertumpu pada realitas.
Keduanya diperlukan untuk dapat melepaskan diri dari kekinian tanpa kehilangan sentuhan masa lalu.
e)      Pribadi kreatif menunjukkan kecenderungan baik intoversi maupun ekstriversi.
f)       Orang kreatif dapat bersikap rendah diri dan bangga akan karyanya pada saat yang sama.
g)      Pribadi kreatif menunjukkan kecenderungan androgini psikologis, yaitu mereka dapat melepaskan diri dari stereotip gender (maskulin-feminim).
h)      Orang kreatif cenderung mandiri bahkan suka menentang, tetapi dilain pihak mereka bisa tetap tradisional dan konservatif.
i)        Kebanyakan orang kreatif sangat bersemangat (passionate) bila menyangkut karya mereka, tetapi juga sangat objektif dalam penilaian karya mereka.
j)        Sikap keterbukaan dan sensitivitas orang kreatif sering menderita, jka mendapat banyak kritik dan serangan, tetapi pada saat yang sama ia merasa gembira yang luar biasa.




DAFTAR PUSTAKA

Feist, J., & Feist, G. J. (2014). Teori kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika.
Basuki, H. (2005). Kreativitas, keberbakatan intelektual dan faktor-faktor pendukung dalam
pengembangannya, Jakarta: Gunadarma.
Mihaly. C. (1996).  Creativity: Flow the psychology of discovery and invention. New York:
HarperCollins Publishers, Inc.