a. Dampak Sosial dari Interaksi Manusia dan Internet.
Menurut penelitian, orang yang sangat aktif di dunia
maya akan membawa pengaruh buruk pada dunia sosialnya seperti menjadi anti-sosial
karena terlalu sibuk dengan media sosialnya. Kenyataan dan dunia mayanya
berbeda. Hal tersebut bisa berbahaya bagi kelangsungan hidupnya.
Ø Dampak pada Perkembangan Fisik
Interaksi remaja dengan internet banyak mengurangi
aktivitas gerak karena saat ini dalam beraktivitas para remaja sudah banyak
menggunakan perantara internet. Hal tersebut menyebabkan perkembangan fisik
remaja yang terlalu dipapar oleh internet banyak mengalami physical decline. Contohnya problem visual seperti kelelahan mata,
sakit kepala bahkan penglihatan kabur karena remaja lebih rentan daripada orang
dewasa terhadap cahaya dan radiasi dari perangkat internet. Selain itu obesitas
juga kasus yang sering terjadi akibat berkurangnya aktivitas fisik.
Ø Dampak pada Perkembangan Emosi dan Sosial
Pada remaja, perkembangan emosi tidak lepas dari
interaksinya dengan lingkungan sosial. Bila lingkungan sosial yang ada di
sekeliling remaja berupa lingkungan sosial yang “virtual” dan tidak pada kenyataannya, maka perkembangan emosi
remaja juga cenderung tidak akuat. Sehingga individu harus mengembangkan
keterampilan sosial dan emosi untuk mengatasinya.
Ø Dampak pada Perkembangan Inteligensi
Bahwa remaja yang menggunakan internet secara
berlebihan akan memiliki kecenderungan untuk mengalami hambatan dalam rentang
perhatian, kebutuhan melakukan stimulasi secara segera (tidak sabar) , dan
“rasa kebingungan dalam identitas.” Selain itu internet juga berdampak pada
penalaran kritis karena hampir semua informasi telah tersedia sehingga para
remaja menjadi kurang terampil dan cenderung untuk berkosentrasi hanya pada
satu hal.
Ø Dampak pada Perkembangan Moral
Banyak kasus di Indonesia tentang kekerasan dan
kejahatan seksual pada remaja yang baik pelaku maupun korbannya adalah remaja
akibat eksposure terhadap situs-situs internet yang tidak dikontrol oleh
orangtua maupun orang dewasa lain yang bertanggung jawab terhadap perkembangan
remaja di Indonesia. Secara umum efek internet terhadap perkembangan moral
diulas oleh Susan Willard dari University of Oregon melalui 4 faktor utama yang
muncul dalam interaksi remaja dengan internet.
b. Global
Brain dan Peran Internet
§ Global Brain
Global Brain merupakan konseptualisasi
dari jaringan di seluruh dunia yang dibentuk oleh manusia di muka bumi ini
secara bersama-sama dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang
menghubungkan mereka untuk menjadi cerdas, sehingga brain atau otak itu menjadi sistem yang mengatur dirinya sendiri.
Internet pun menjadi lebih cepat, lebih cerdas, dan lebih menyeluruh,
juga semakin mengikat umat manusia bersama-sama ke dalam sistem
pengolahan informasi tunggal yang berfungsi seperti sistem saraf untuk planet bumi.
Kecerdasan jaringan ini bersifat kolektif atau didistribusikan (tidak terpusat
atau lokal dalam setiap individu tertentu, organisasi atau sistem komputer).
Hal seperti ini bukan muncul dari jaringan dinamis interaksi antara
komponen-komponennya tetapi merupakan properti khas dari sistem adaptif yang
kompleks.
§ Mediasi
Mediasi
merupakan suatu upaya penyelesaian konflik dengan melibatkan pihak ketiga
yang netral, dalam artian yang tidak memiliki kewenangan mengambil keputusan
yang membantu pihak-pihak yang bersengketa mencapai solusi yang diterima oleh
kedua belah pihak. Mediasi juga disebut emergent mediation jika mediatornya merupakan anggota dari sistem
sosial pihak-pihak yang bertikai, memiliki hubungan lama dengan pihak-pihak
yang bertikai, berkepentingan dengan hasil perundingan, atau ingin memberikan
kesan yang baik misalnya sebagai teman yang solider. Adapun pengertian mediasi
menurut Priatna Abdurrasyid yaitu suatu proses damai dimana para pihak yang
bersengketa menyerahkan penyelesaiannya kepada seorang mediator (seseorang yg
mengatur pertemuan antara 2 pihak atau lebih yang bersengketa) untuk mencapai
hasil akhir yang adil, tanpa biaya besar tetapi tetap efektif dan diterima
sepenuhnya oleh kedua belah pihak yang bersengketa. Pihak mediator ini berperan
sebagai pendamping dan penasihat serta sebagai salah satu mekanisme
menyelesaikan sengketa, mediasi juga digunakan di banyak masyarakat dan
diterapkan kepada berbagai kasus konflik.
§ Model atau Kondisi Consciousness
Menurut teori Jung, seperti yang
dikutip Alwisol (2004) dalam bukunya Psikologi Kepribadian, consciousness muncul pada awal
kehidupan, bahkan mungkin sebelum dilahirkan. Secara berangsur kesadaran bayi
yang umum-kasar, menjadi ssemakin spesifik ketika bayi itu mulai mengenal
manusia dan ojek disekitarnya. Menurut Jung, hasil pertama dari proses diferensiasi
kesadaran itu adalah ego. Sebagai organisasi kesadaran, ego berperan penting
dalam menentukan persepsi, pikiran, perasaan dan ingatan yang bisa masuk ke
kesadaran. Tanpa seleksi ego, jiwa manusia bisa menjadi kacau karena terbanjiri
oleh pengalaman yang semua bebas masuk ke kesadaran. Dengan menyaring
pengalaman, ego berusaha memelihara keutuhan dalam kepribaddian dan memberi
orang perasaan kontinuitas dan identitas.
§ Model atau Kondisi Collective
Unconsciousness
Collective unconsciousness disebut juga transpersonal unconscious, konsep asli
Jung yang paling kontroversial yaitu suatu sistem psikis yang paling kuat dan
paling berpengaruh, dan pada kasus-kasus patologik mengungguli ego dan
ketidaksadaran pribadi. Menurut Jung, evolusi makhluk (manusia) memberi cetak
biru bukan hanya mengenai fisik/tubuh tetapi juga mengenai kepribadian. Tak sadar
kolektif adalah gudang ingatan laten yang diwariskan oleh leluhur, baik leluhur
dalam wujud manusia maupun leluhur pramanusia/binatang (teori evolusi Darwin).
Ingatan yang diwariskan adalah pengalaman-pengalaman umum yang terus menerus
berulang lintas generasi. Namun yang diwariskan itu bukanlah memori atau
pikiran yang spesifik, tetapi lebih sebagai predisposisi (kecenderungan untuk
bertindak) atau potensi untuk memikirkan sesuatu. Tak sadar kolektif merupakan
fondasi ras yang diwariskan dalam keseluruhan struktur kepribadian. Di atasnya
dibangun ego, taksadar pribadi dan pengalaman individu. Jadi apa yang
dipelajari dari pengalaman secara substansial dipengaruhi oleh tak sadar
kolekif yang menyeleksi dan mengarahkan tingkah laku sejak bayi. Taks adar
pribadi dan tak sadar kolektif sangat membantu manusia dalam menyimpan semua
yang telah dilupakan/diabaikan dan semua kebijakan dan pengalaman sepanjang
sejarah. Mengabaikan tak sadar dapat merusak ego karena tak sadar dapat
membelokkan tingkah laku menjadi menyimpang seperti fobia, delusi, dan simptom
gangguan psikologis. Isi utama dari tak sadar kolektif adalah arketipe, yang
dapat muncul ke kesadaran dalam wujud simbolisasi.
Inti
dari artikel ini ialah internet dapat berperan sebagai mediasi yang dapat
membuat terbentuknya model/kondisi consciousness
ataupun unconsciousness. Karena
mediasi memiliki arti sebagai penengah yang menengahi permasalahan anatara
kedua belah pihak, jadi jika dikaitkan dengan teori dari Jung yang menyatakan
bahwa diferensiasi kesadaran itu adalah ego. Sehingga ego disini memiliki peran
sebagai mediasi atau penengah dari struktur kepribadian id dan super ego. Id
merupakan struktur kepribadian yang berperan berdasarkan prinsip kesenangan,
sedangkan super ego merupakan struktur kepribadian yang berperan berdasarkan
prinsip moralitas dan idealis. Ketika internet sudah sangat menjamur di jaman
ini dan memang memiliki peran cukup berpengaruh dalam kehidupan kita
sehari-hari sebagai sumber informasi ataupun media untuk berinteraksi dengan
orang lain melalui jejaring sosial. Faktanya ketergantungan terhadap dunia
internet membuat seseorang menjadi lupa diri. Seseorang cenderung mengutamakan
kepuasan dirinya yaitu Id dibandingkan realita yang seharusnya dia dapat lebih
bijak menggunakan super egonya. Karena itulah disini sangat dibutuhkan peran
ego untuk menengahi segala permasalahan yang ada, yang ia hadapi dalam
kebijakan menggunakan internet itu sendiri. Namun memang tak dapat dipungkiri
bahwa dari sisi positif yang telah banyak memberikan informasi atau wawasan
baru bagi penggunanya membuat pengguna memiliki lebih banyak informasi yang kemudian
dari informasi yang ia dapatkan tersebut ia realisasikan pada kehidupan
sehari-harinya sehingga terbentuklah pengalaman yang mendorong collective
unconsciousness orang tersebut.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar